7. Teknologi Sistem Informasi (TSI)
Perbankan
7.1 Perkembangan teknologi komputer
di Perbankan
Semakin majunya teknologi di dunia
transaksi perbankanpun mulai mengunakan teknologi berbasis komputer untuk
mempermudah transaksi dengan nasabah. yang tadinya melayani nasabah dengan
harus bertemu / nasabah datang ke cabang-cabang bank yang disediakan oleh bank
yang dia gunakan untuk menabung/infertasi menjadi lebih mudah karena bank mulai
mengunakan teknoligi berbasis komputer dan sekarang sudah bisa mengakses lewat
internet bahkan dengan mobile “HP” dengan SMS sudah banyak diterapkan bank.
Dalam dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan
mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam
proses inovasi produk dan jasa seperti :
Adanya transaksi berupa Transfer
uang via mobile maupun via teller. Adanya ATM ( Auto Teller Machine )
pengambilan uang secara cash secara 24 jam. Penggunaan Database di bank – bank.
Sinkronisasi data – data pada Kantor Cabang dengan Kantor Pusat Bank. Dengan
adanya jaringan computer hubungan atau komunikasi kita dengan klien jadi lebih
hemat, efisien dan cepat. Contohnya : email, teleconference.
Sedangkan di rumah dapat
berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin silaturahmi (chatting), dan
sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game online, sharing file.
Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa terhubung dengan
internet melalui satu jari ngan. Contohnya seperti di warnet atau rumah yang
memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di dalamnya. Pada dunia
perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan mengubah
strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses
inovasi produk dan jasa. Seperti halnya pelayanan electronic transaction
(e-banking) melalui ATM, phone banking dan Internet Banking misalnya, merupakan
bentuk-bentuk baru dari pelayanan bank yang mengubah pelayanan transaksi manual
menjadi pelayanan transaksi yang berdasarkan teknologi.
7.2. Kriteria pemilihan teknologi
perangkat lunak perbankan
Lembaga keuangan di Indonesia,
termasuk bank, sudah lebih cepat dan intensif dibandingkan sector atau jenis
industri lainnya dalam menerapkan teknologi computer dalam memberikan
pelayanannya ke nasabah. Jasa-jas ini meliputi pembayaran komputerisasi
(pemindahan dana melalui computer dengan fasilitas jaringan komunikasi
datanya); jasa penyetoran dan pengambilan dana secara otomatis melalui ATM atau
berbagai jenis kartu plastic; homebanking dan internet banking serta fasilitas
pelayanan lainnya. Beberapa contoh jenis teknologi computer tersebut
diantaranya mesin Automated Teller Machine (ATM), berbagai jenis kartu kredit,
Point of sales (POS), electronic fund transfer system, dan otomatisasi kliring.
Fungsi teknologi informasi (TI) telah mengalami perubahan dan perkembangan pesat
pada decade terakhir ini. Fungsi TI yang semakin khusus mendorong setiap bank
untuk membentuk bagian, departemen, atau unit kerja khusus tersendiri. Walaupun
struktur tersebut tergantung pada berbagai factor misalnya skla bisnis dan
beban kerja, tetapi unit kerja tersebut mencerminkan 2 aspek kegiatan yaitu
aspek pengembangan teknologi dan aspek operasionalnya.
Fasilitas pengolahan data yang
tersedia di bank saat ini merupakan hasil kemajuan teknologi dan kebutuhan
untuk menjalankan operasi secara sistematis dan baik sesuai dengan aliran masuk
dan keluar dana bank. Fasilitas tersebut berfungsi untuk menangani, memilih,
menghitung, menyusun, melaporkan, dan mengirimkan informasi. Jadi pengguna an
TI di bank dimaksud adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pengelolaan data kegiatan usaha perbankan sehingga dapat memberikan hasil yang
akurat, benar, tepat waktu, dan dapat menjamin kerahasiaan informasi (sesuai
peraturan Bank Indonesia).
Fungsi TSI yang tepat tidak terlepas
dari criteria pemilihan jenis teknologi yang akan digunakan oleh bank. Sistem
aplikasi computer yang digunakan di bidang perbankan harus bisa
mengakomodasikan semua kebutuhan bank dan sesuai dengan ketentuan otoritas
moneter (salam hal ini adalah Bank Indonesia). Hal ini memerlukan pemilihan
software computer mengingat jenis software yang ada dan ditawarkan di pasar
relative banyak. Secara umum pemilihan ini berdasarkan kesesuaian antara
kapasita bank dengan fasilitas atau kemampuan software yang akan dipilih
sehingga investasi yang telah dikeluarkan benar-benar efektif dan memberikan
nilai tambah terhadap bank. Sebagai contoh, Bank yang kapasitasnya relative
kecil, misalnya Bank Perkreditan Rakyat atau BPR kurang relevan bila
menggunakan system aplikasi computer yang menyediakan fasilitas transaksi dalam
v aluta asing atau pengelolaan giro. Hal ini mengingat bahwa BPR tidak boleh
melakukan transaksi dalam valuta asing dan tidak ikut dalam lalu lintas
pembayaran giral.
Penggunaan software tersebut menjadi
tidak efisien dan biaya investasinya lebih besar dibandingkan dengan nilai
tambah yang dihasilkannya. Kriteria pemilihan software computer perbankan yang
baik sesuai dengan kebutuhan bank secara umum berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan berikut: Kemampuan dokumentasi atau Penyimpanan Data
Jenis dan klasifikasi data bank yang relative banyak harus bisa ditampung oleh
software yang akan digunakan, termasuk pertimbangan segi keamanan datanya.
Jumlah nasabah serta frekuensi dan juml ah transaksi harian yang besar
memerlukan memory computer yang besar, selain memerlukan kecepatan prosesor
yang tinggi juga. Sebagai contoh BPR kurang efisien jika menggunakan mesin
besar, misalnya AS/400 dalm operasionalnya karena kapasitas dan cakupan
geografis BPR biasanya relative kecil. Keluwesan (Flexibility) Operasional bank
selalu berkembang dengan kebutuhan yang berubah-ubah dan mungkin bertambah di
kemudian hari walaupun informasi dasarnya tetap sama. Kondisi ini harus bisa
diantisipasi oleh perangkat lunak computer sampai batas-batas tertentu. Setiap bank
mempunyai system dan prosedur yang mungkin berbeda meskipun data atau informasi
dasar yang diolahnya sama.
Perangkat lunak computer yang fleksibel dapat
digunakan oleh dua bank yang kapasitasnya sama tetapi system dan prosedurnya
berbeda. Sistem Keamanan Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat (agent of
trusth), bank memerlukan system keamanan yang handal untuk menjaga kerahasiaan
data atau keuangan nasabah; serta mencegah penyal ahgunaan data atau keuangan
oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab. Software computer perbankan yang
baik harus menyediakan fasilitas pengendalian dan pengamanan tersebut.
Kemudahan penggunaan (user friendly) Pengertian mudah dioperasikan bukan
berarti setiap pemakai (user) bisa mengakses ke software tersebut tetapi petugas
yang memang mempunyai kewenangan mudah mengoperasikan proses yang menjadi
tanggung jawabnya. Tahap input, proses, dan output yang dilakukan pada software
tersebut tidak menjadi penghambat dalam kegiatan perbankan secara keseluruhan.
System aplikasi computer yang baik bahkan dapat mendeteksi kesalahan
pengoperasian yaitu dengan memberikan error message dan memberikan petunjuk
pemecahan masalahnya. Sistem Pelaporan (Reporting system) Data atau informasi
yang dibutuhkan harus bisa disajikan dalam bentuk yang jelas dan mudah
dimengerti.
Bank memerlukan laporan-laporan yang
lengkap dan jelas tersebut terutama dalam proses pemeriksaan (audit) atau
penyajian laporan yang bisa dimengerti oleh pihak-pihak yang berkempentingan
dengan harapan keuangan setiap bank menjadi lebih transparan dan bisa
dipertanggungjawabkan. Aspek Pemeliharaan Kinerja software perbankan diharapkan
relative stabil selama bank beroperasi. Kondisi ini memerlukan aspek
pemeliharaaan yang baik, dalam arti secara teknis tidak sulit dilakukan dan tidak
membutuhkan biaya yang relative mahal. Pemeliharaan ini juga menyangkut
pergantian atau perbaikan teknis peralatan dan modifikasi atau pengembangan
software. Source Code Software perbankan biasanya merupakan program paket yang
sudah di-compile sehingga menjadi excecutable file. File program tersebut
relative tidak bisa dirubah atau dimodifikasi seandainya bank menginginkan
perubahan atau fasilitas tambahan dari software tersebut. Kondisi ini bisa
diatasi jika pihak bank mempunyai dan memahami software tersevut dalam bentuk
bahasa pemrograman aslinya atau source code.
7.3. Struktur informasi dan hubungan
antar sub sistem aplikasi bank
Hubungan antar sub sistem aplikasi
pada operasional bank. Konsep front office yang lebih mendekati sisi nasabah
dan konsep back office yang lebih mendekati sisi bank sebagai lembaga keungan
yang harus mencatat, mendokumentasikan, dan atau mempublikasikan informasi
keuangan, menyebabkan system aplikasi perbankan terdiri dari sub-sub system
yang saling berkaitan sesuai dengan tahap-tah
8. Sistem Kliring dan Pemindahan
Dana Elektronik di Indonesia
8.1. Prinsip Kliring Sistem kliring
yang dilaksanakan BI saat ini sudah dapat berlangsung secara nasional melalui
Sistem Kliring Nasional BI (SKNBI). Maksudnya, proses kliring baik kliring
debet maupun kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara
nasional. Selain itu ada tiga si stem kliring lain yang lazim dikenal, yakni
Sistem manual, Sistem Semi Otomasi, dan Sistem Otomasi. Kliring manual adalah
penyelenggaraan kliring lokal yang dalam perhitungan, pembuatan bilyet saldo
kliring serta pemilihan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta
kliring. Perhitungan kliring didasarkan pada warkat yang dikliringkan oleh
peserta kliring. Sedangkan sistem semi otomasi adalah kliring lokal yang
perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring dilakukan secara otomasi melalui
alat bantu komputer. Namun pemilihan warkat tetap dilakukan secara manual oleh
bank peserta kliring. Sementara sistem kliring lokal yang dalam perhitungan dan
pembuatan bilyet saldo kliring dan pemilahan warkat dilakukan secara otomatis
dengan bantuan komputer.
8.2. Informasi pada Check dan
struktur kode mirc
8.3. Sistem Kliring Elektronik di ap
pemrosesan dan jenis-jenis data keuangan.
Indonesia Sesuai acuan pokok
pengembangan sistem pembayaran nasional (Blue Print Sistem Pembayaran Nasional
Bank Indonesia;1995) yang antara lain memuat visi, kerangka kebijakan dan
langkah-langkah yang perlu dikembangkan dalam menciptakan sistem pembayaran
nasional yang lebih efektif, efisien, handal dan aman, maka pada tahun 1996
konsep penyelenggaraan kliring lokal secara elektronik dengan teknologi image
mulai dikembangkan oleh Urusan Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia.
Pada tanggal 18 September 1998, Bank
Indonesia mencatat sejarah baru dalam bidang sistem pembayaran dimana untuk
pertama kalinya di Indonesia diresmikan penggunaan Sistem Kliring Elektronik
(SKE) oleh Gubernur Bank Indonesia, DR. Syahril Sabirin. Penerapan SKE tersebut
dilakukan pada Penyelenggaraan Klring Lokal Jakarta dimana pada awal
implementasi, jumlah peserta yang ikut serta masih terbatas 7 bank peserta
kliring (BRI, BDN, BII, BCA, Deutsche Bank, Standard Chartered, Citibank) dan 2
peserta intern dari Bank Indonesia (Bagian Akunting Thamrin dan Bagian Akunting
Kota).
Keikutsertaan kantor-kantor bank
dalam Kliring Elektronik dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesiapan
teknis masing-masing peserta. Bagi kantorkantor bank yang belum menjadi anggota
Kliring Elektronik, perhitungan kliring tetap menggunakan sistem kliring
otomasi. Implementasi Kliring Elektronik secara menyeluruh kepada seluruh
peserta kliring di Jakarta baru dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2001. 8.4.
Bank Indonesia Real Time Gross
Settlement (BI-RTGS) Untuk mendukung efektifitas implementasi kebijakan moneter
dan untuk mempercepat pemulihan industri perbankan, kebijakan system pembayaran
akan diarahkan untuk mempercepat pengembangan dan implementasi suatu system
pembayaran yang efisien, akurat, aman, dan konsisten melalui peningkatan
kualitas layanan. Salah satu cara untuk mencapai hal tersebut adalah melalui
implemnetasi Real Time Gross Settlement System (BI-RTGS) yang sudah dimulai
sejak 17 November tahun 2000 di Jakarta. Tujuan RTGS: Memberikan pelayanan
sistem transfer dana antar peserta, antar nasabah peserta dan pihak lainnya
secara cepat, aman, dan efisien Memberikan kepastian pembayaran Memperlancar
aliran pembayaran (payment flows) Mengurangi resiko settlement baik bagi
peserta maupun nasabah peserta (systemic risk) Meningkatkan efektifitas
pengelolaan dana (management fund) bagi peserta melalui sentralisasi rekening
giro Memberikan informasi yang mendukung kebijakan moneter dan early warning
system bagi pengawasan bank Meningkatkan efisiensi pasar uang
9. Sistem Perbankan Elektronik
9.1. Perkembangan teknologi
perbankan elektronik
Saat ini perkembangan teknologi sudah semakin canggih,
setiap orang dapat dengan mudah dan cepat mengakses teknologi. Khususna di
dunia perbankkan dengan segala fasilitas yang disediakan sudah sangat banyak
bagi perusahaan bank, pelayanan ini untuk memberi kenyamanan bagi nasabah.
Kegunaan komputer di bidang
perbankan untuk menghasilkan informasi bagi pihak manajemen bank sendiri dan
juga untuk meningkatkan pelayanan kepada pihak nasabah bank Saat ini dengan
dikenalnya E-Commerce, maka pelayanan transaksi secara online dapat diterapkan
dengan disediakannya ATM kemudian dengan penggunaan internet memudahkan
perbankan dalam melakukan pelayanan kepada nasabahnya melalui INTERNET BANKING
dan SMS BANKING. Pesatnya perkembangan teknologi itu telah membentuk masyarakat
informasi internasional,termasuk di Indonesia. Sehingga satu sama lain
menjadikan belahan dunia ini menjadi sempit dan berjarak pendek Berbisnis pun
begitu mudahnya,seperti membalikkan telapak tangan.
9.2. Jenis-jenis E-Banking Automated
teller machine (ATM).
Terminal elektronik yang idsediakan
lembaga keuangan atau perusahaan lainnya yang membolehkan nasabah untuk
melakukan penarikan tunai dari rekening simpanannya di bank, melakukan setoran,
cek saldo, atau pemindahan dana. Computer banking. Layanan bank yang bisa
diakses oleh nasabah melalui koneksi internet ke pusat pusat data bank, untuk
melakukan beberapa layanan perbankan, menerima dan membayar tagihan, dan
lain-lain.
Debit (or check) card. Kartu yang
digunakan pada ATM atau terminal point-of-sale (POS) yang memungkinkan
pelanggan memperoleh dana yang langsung didebet (diambil) dari rekening
banknya. Direct deposit. Salah satu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh
organisasi (misalnya pemberi kerja atau instansi pemerintah) yang membayar
sejumlah dana (misalnya gaji atau pensiun) melalui transfer elektronik.
Dana ditransfer langsung ke setiap
rekening nasabah. Direct payment (also electronic bill payment). Salah satu
bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk membayar tagihan melalui
transfer dana elektronik. Dana tersebut secara elektronik ditransfer dari
rekening nasabah ke rekening kreditor. Direct payment berbeda dari
preauthorized debit dalam hal ini, nasabah harus menginisiasi setiap transaksi
direct payment. Electronic bill presentment and payment (EBPP). Bentuk
pembayaran tagihan yang disampaikan atau diinformasikan ke nasabah atau
pelanggan secara online, misalnya melalui email atau catatan dalam rekening
bank. Setelah penyampaian tagihan tersebut, pelanggan boleh membayar taguhan
tersebut secara online juga jika berkenan. Pembayaran tersebut secara
elektronik akan mengurangi saldo simpanan pelanggan tersebut. Electronic check
conversion. Proses konversi informasi yang tertuang dalam cek (number rekening,
jumlah transaksi, dll) ke dalam format elektronik agar bisa dilakukan
pemindahan dana elektronik. Electronic fund transfer (EFT). Perpindahan “uang”
atau “pinjaman” dari satu rekening ke rekening lainnya melalui media elektronik.
Payroll card. Salah satu tipe “stored-value card” yang diterbitkan pemberi
kerja sebagai pengganti cek yang memungkinkan pegawainya mengakses
pembayaraannya pada terminal ATM atau Point of Sales. Pemberi kerja menambahkan
nilai pembayaran pegawai ke kartu tersebut secara elektronik. Preauthorized
debit (or automatic bill payment).
Bentuk pembuayaran yang mengizinkan
nasabah untuk mengotorisasi pembayaran rutin otomatis yang diambil dari
rekening banknya pada tanggal-tangal tertentu dan biasanya dengan jumlah
pembayaran tertentu (misalnya pembayaran listrik, tagihan telpon, dll). Dana
secara elektronik ditransfer dari rekening pelanggan ke rekening kreditor
(misalnya PLN atau PT Telkom). Prepaid card. Salah satu tipe Stored-value card
yang menyimpan nilai moneter di dalamnya dan sebelumnya pelanggan sudah
membayar nilai tersebut ke penerbit kartu.Smart card. Salah satu tipe
stored-value card yang didalamnya tertanam satu atau lebih chips atau
microprocessors sehingga bisa menyimpan data, melakukan perhitungan, atau
melakukan proses untuk tujuan khusus (misalnya validasi PIN, otorisasi
pembelian, verifikasi saldo rekening, dan menyimpan data pribadi).
Kartu ini bisa digunakan pada system terbuka
(misalnya untuk pembayaran transportasi public) atau system tertutup (misalnya
MasterCard atau Visa networks). Stored-value card. Kartu yang di dalamnya
tersimpan sejumlah nilai moneter, melalui pembayaran sebelumnya oleh pelanggan
atau melalui simpanan yang diberikan oleh pemberi kerja atau perusahaan lain.
Untuk single-purpose stored value card, penerbit (issuer) dan penerima
(acceptor) kartu adalah perusahaan yang sama dan dana pada kartu tersebut
menunjukkan pembayaran di muka untuk penggunaan barang dan jasa tertentu
(misalnya kartu telpon). Limited-purpose card secara umum digunakan secara
terbatas pada terminal POS yang teridentifikasi sebelumnya di lokasi-lokasi
tertentu (misalnya vending machines di sekolah-sekolah). Sedangkan
multi-purpose card dapat digunakan pada beberapa penyedia jasa dengan kisaran
yang lebih luas, misalnya kartu dengan logo MasterCard, Visa, atau logo lainnya
dalam jaringan antar bank.
9.3. Prinsip penerapan E-Banking dan
M-Banking
a) ATM, Automated Teller Machine
atau Anjungan Tunai Mandiri Ini adalah saluran e-Banking paling populer yang
kita kenal. Setiap kita pasti mempunyai kartu ATM dan menggunakan fasilitas
ATM. Fitur tradisional ATM adalah untuk mengetahui informasi saldo dan
melakukan penarikan tunai. Dalam perkembangannya, fitur semakin bertambah yang
memungkinkan untuk melakukan pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l.
kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (a.l. voucher dan tiket), dan
yang terkini transfer ke bank lain (dalam satu switching jaringan ATM). Selain
bertransaksi melalui mesin ATM, kartu ATM dapat pula digunakan untuk berbelanja
di tempat perbelanjaan, berfungsi sebagai kartu debit. Bila kita mengenal ATM
sebagai mesin untuk mengambil uang, belakangan muncul pula ATM yang dapat
menerima setoran uang, yang dikenal pula sebagai Cash Deposit Machine/CDM.
Layaklah bila ATM disebut sebagai mesin sejuta umat dan segala bisa, karena
ragam fitur dan kemudahan penggunaannya.
b) Phone Banking Ini adalah saluran
yang memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi dengan bank via telepon.
Pada awalnya lazim diakses melalui telepon rumah, namun seiring dengan makin
populernya telepon genggam/HP, maka tersedia pula nomor akses khusus via HP
bertarif panggilan flat dari manapun nasabah berada. Pada awalnya, layanan
Phone Banking hanya bersifat informasi yaitu untuk informasi jasa/produk bank
dan informasi saldo rekening serta dilayani oleh Customer Service Operator/CSO.
Namun profilnya kemudian berkembang untuk transaksi pemindahbukuan antar
rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (a.l.
voucher dan tiket), dan transfer ke bank lain; serta dilayani oleh Interactive
Voice Response (IVR). Fasilitas ini boleh dibilang lebih praktis ketimbang ATM
untuk transaksi non tunai, karena cukup menggunakan telepon/HP di manapun kita
berada, kita bisa melakukan berbagai transaksi, termasuk transfer ke bank lain.
c) Internet Banking Ini termasuk
saluran teranyar e-Banking yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi via
internet dengan menggunakan komputer/PC atau PDA. Fitur transaksi yang dapat
dilakukan sama dengan Phone Banking yaitu informasi jasa/produk bank, informasi
saldo rekening, transaksi pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu
kredit, listrik, dan telepon), pembelian (a.l. voucher dan tiket), dan transfer
ke bank lain. Kelebihan dari saluran ini adalah kenyamanan bertransaksi dengan
tampilan menu dan informasi secara lengkap tertampang di layar komputer/PC atau
PDA.
d) SMS/m-Banking Saluran ini pada
dasarnya evolusi lebih lanjut dari Phone Banking, yang memungkinkan nasabah untuk
bertransaksi via HP dengan perintah SMS. Fitur transaksi yang dapat dilakukan
yaitu informasi saldo rekening, pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l.
kartu kredit, listrik, dan telepon), dan pembelian voucher. Untuk transaksi
lainnya pada dasarnya dapat pula dilakukan, namun tergantung pada akses yang
dapat diberikan bank. Saluran ini sebenarnya termasuk praktis namun dalam
prakteknya agak merepotkan karena nasabah harus menghapal kode-kode transaksi
dalam pengetikan sms. Di balik kemudahan e-Banking tersimpan pula risiko, untuk
itu diperlukan pengaman yang baik. Lazimnya untuk ATM, nasabah diberikan kartu
ATM dan kode rahasia pribadi (PIN); sedangkan untuk Phone Banking, Internet
Banking, dan SMS/m-Banking, nasabah diberikan kode pengenal (userid) dan PIN.
Sebagai pengaman tambahan untuk internet banking, pada bank tertentu diberikan
piranti tambahan untuk mengeluarkan PIN acak/random. Sedangkan untuk SMS
Banking, nasabah diminta untuk meregistrasikan nomor HP yang digunakan. Dengan
beragamnya kemudahan transaksi via e-Banking, kini pilihan ada di tangan kita
untuk memanfaatkannya atau tidak., tentunya sesuai kebutuhan transaksi. Namun
mengingat tidak semua bank menyediakan layanan-layanan tersebut, maka seberapa
pintarkah bank kita? Untuk dapat bertransaksi pintar, kini saatnya memilih bank
pintar kita
9.4. International Electronic Fund
Transfer Electronic Funds Transfer Systems (EFTS)
Sudah menjadi metode utama
yang melibatkan pembayaran dana dalam jumlah besar yang dilakukan lembaga
keuangan dan nasabah bisnisnya. EFT didefinisikan sebagai pemindahan dana yang
diawali dari terminal elektronik, instrument telpon, computer, atau magnetic
tape untuk memesan, memerintahkan, atau memberikan kewenangan kepada lembaga
keuangan untuk mendebet atau mengkredit rekening.
Kemampuan lembaga keuangan untuk
menyediakan jasa-jasa tersebut seiring dengan perkembangan teknologi computer
dan teknologi komunikasi data. FEDWIRE Fedwire adalah jaringan pemindahan dana
dan surat-surat berharga berskala nasional yang diselenggarakan oleh bank
sentral Amerika Serikat yang dikenal sebagai Federal Reserve. Sistem ini
terhubung ke 12 bank sentral Negara bagian dengan banyak lembaga keuangan yang
tergabung dalam jaringan tersebut yang memiliki cadangan atau rekening kliring
di Fedres. Fedwire memproses hampir US$1.4 trillion per hari dalam bentuk dana
dan surat-surat berharga. Sistem pemindahan dana melalui Fedwire menyediakan
transfer elektronik antar lembaga keuangan dan mempunyai fungsi baik sebagai
proses kliring maupun pengendapan dananya (settlement). Pelayanan Fedwire bisa
diakses melalui computer interface secara langsung atau secara off-line dari
pesawat telpon melalui system pengiriman elektronik berbasis PC yang dikenal
sebagai Fedline.
Beberapa karakteristik Fedwire adalah sebagai berikut:
a) Sistem pembayaran secara
real-time dari Federal Reserve
b) Digunakan oleh lembaga-lembaga
keuangan yang memiliki rekening di Federal Reserve
c) Digunakan terutama untuk
pemindahan dana yang relative besar yaitu dengan rata-rata sebesar $3.5M
Koneksi On-line yang mencakup 7800 institusi dan 99% transfer memakai koneksi
ini: - Direct connection - Computer dialup Koneksi Off-line mencakup 1700
institutions dan 1% of transfers - Instruksi telpon dengan katasandi tertentu
Akses FedLine dari PCs Beberapa layanan lainnya berbasis Web tetapi bukan jasa
pemindahan dananya Peserta Fedwire :
- Lembaga Depository
- Agen atau cabang bank-bank asing
- Bank anggota dari Federal Reserve
System
- U.S. Treasury dan authorized
agencies
- Bank sentral Negara lain, otoritas
moneter Negara lain, pemerintahan Negara lain, organisasi internasional
tertentu; serta
- Pihak lain yang disahkan oleh
Reserve Bank Mekanisme Kerja Fedwire CHIPS Clearing House Interbank Payment
System (CHIPS) adalah jaringan pemindahan dana yang dimiliki dan dioperasikan
oleh (NYCHA) untuk mengirim dan menerima pembayaran dalam U.S. dollar antara
bank-bank, baik bank domestik maupun bank asing, yang mempunyai kantor di kota
New York. Beberapa informasi lain mengenai CHIPS ini adalah sebagai berikut:
- Dimiliki pihak swasta
- Mencakup 128 banks di 29 negara
- Total $1.44T dipindahkan perhari
dengan rata-rata transaksi sebesar $6.6M
- Biaya transaksi berkisar antara
$0.13 – $0.40 Mekanisme Operasi CHIPS CHIPS merupakan system pembayaran netto
multilateral. Tidak seperti Fedwire, pemindahan dana melalui CHIPS tidak
diendapkan pada saat instruksi pembayaran dikirimkan, tetapi baru diendapkan
pada akhir hari melalui net settlement arrangement dilaksanakan bersama Bank
sentral Negara bagian New York. SWIFT Society for Worldwide Interbank Financial
Telecommunications (SWIFT) adalah kerjasama nir laba dari anggota bank yang
melayani jaringan telekomunikasi antar bank, yang berbasis di Brussels Belgia.
Tidak seperti EFT systems, SWIFT hanya menyediakan instruksi untuk melakukan
pemindahan dana. SWIFT tidak memiliki mekanisme penyerahan dana (settlement).
Pemindahan dana aktualnya dilaksanakan melalui pendebetan atau pengkreditan
terhadap rekening bersangkutan pada lembaga peserta jaringan.
Beberapa data atau penjelasan
ringkas mengenai SWIFT adalah sebagai berikut:
- Mencakup 7125 lembaga di 193
negara
- Sebanyak 1.27 milyar pesan per
tahun dengan nilai dana $5 triliun per hari
- Biaya ~ $0.20 per pesan
- Menggunakan X.25 packet protocol
- Mulai mengarah ke full IP network
pada tahun 2002 CHAPS CHAPS (Clearing House Automated Payment System) adalah
sistem pemindahan elektronik untuk pengiriman pembayaran antar bank di hari
yang sama. Sistem ini beroperasi dengan bekerja sama dengan Bank of England dalam
menyediakan jasa pembayaran dan penyelesaiannya. System yang sudah dikemabngkan
sejak tahun 1984 ini merupakan salah satu system pembayaran seketika yang
terbesar setelah Fedwire di Amerika Serikat. TARGET TARGET, singkatan dari
Trans-European Automated Real-time Gross settlement Express Transfer system,
adalah system pembayaran seketika untuk mata uang euro di eropa. Sistem ini
terdiri dari 15 RTGS nasional negara-negara di Eropa. TARGET system seketika (a
real-time system) yang dalam kondisi normal pembayaran akan mencapai tujuan
dalam beberapa menit saja atah bahkan detik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar